Ulang tahun itu apa sebenernya? Apa mengulang tahun yang
sama? Perasaan yang diulang Cuma tanggal sama bulan aja deh, kenapa namanya
bukan “ulang tanggal dan bulan”? kenapa harus “ulang tahun”? siapa orang yang
bertanggung jawab atas kesalahan ini?
Yang kita tau selama ini ya ulang tahun itu memperingati
hari kelahiran, eh salah lagi, bukan harinya, soalnya bisa aja lahir minggu
tapi ulang tahunnya jum’at, jadi, yang kita tahu selama ini ya ulang tahun itu
memperingati tanggal dan bulan kelahiran. Tapi kata “ulang tahun” sudah umum
diucapkan dan banyak orang nggak sadar akan kesalahan kecil tentang penyebutan
itu. Nggak ada orang yang mengerti siapa yang pertama kali mengucapkan
kata-kata ini dan kapan kata ini pertama kali diucapkan, yang jelas sedikit pembahasan
tentang kesalahan ini akan menyadarkan kita bahwa sebenarnya kita selama ini
telah menyanyikan lagu yang salah, mengucapkan kata yang salah, meniup lilin
yang salah bahkan mengadakan acara yang salah.
Mungkin kesalahan ini berawal dari jaman batu, dimana ada
orang mengatakan selamat ulang tahun dan memberikan kado berupa batu bara yang
dibungkus daun pisang kering serta diikat dengan bulu ketiak dinosaurus, lalu
semuanya menyalakan api unggun untuk kemudian ditiup sama orang yang hari itu
merayakan hari kelahirannya. Atau mungkin juga ucapan salah ini berawal saat
pertama kali ditemukannya sendok, sehingga kado terbaik saat itu adalah sendok
yang terbuat dari bekas gigi emas seekor mammoth jantan yang hamil 7 bulan.
Enggak-enggak, bisa aja berawal saat pertama kali ditemukannya bra, jadi kado
terbaik adalah bra dari kantong kanguru.
Hmmmmm, bicara soal kado, kenapa banyak orang berpikiran
kado adalah hal yang terbaik diberikan, padahal bisa aja memberikan kado dengan
penuh dendam didalam hatinya, sehingga isi kadonya adalah upil kerbau yang
dibentuk mirip dengan kismis. Atau mungkin memberikan kado yang sangat mewah
hanya karena ingin mendapatkan hati yang diberi kado. Dimana letak nilai dari
sebuah kado kalau seperti itu? Parahnya di jaman ini semua orang bingung dengan
kado, sampai-sampai mereka lupa cara berdoa, padahal doa untuk orang yang
diberi kado bisa jadi jauh lebih penting.
Ada pula orang yang menilai pemberian dari sebuah
pengorbanan dan usaha, sehingga pas waktu mau ngasi hadiah ke orang yang mau
mengulang tanggal dan bulan lahirnya dia berusaha mati-matian mencari tulang
rusuk ke-11 dari seekor cacing pita, lalu dengan serius dia ukir tulang rusuk
itu membentuk nama dan menjadikannya liontin yang digantung pada tali rafia.
Emang apa sih efeknya? Apa setelah itu yang diberi kado akan bahagia
sampai-sampai dia melayang diatas tamu-tamu lalu kemudian dia lupa kalau dia
sedang pakai rok dan nggak pakai daleman? Apa tamu-tamu juga akan bahagia
dengan pemandangan itu? Bahagia sih bisa aja, tapi hanya sebentar, percaya deh,
3 hari laggi juga udah lupa. Tapi coba bandingin dengan sebuah doa, kalau
didoakan biar dapet jodoh yang baik serta sukses dan bertanggung jawab,
otomatis kalau yang punya acara adalah inceran kita, kita akan berusaha jadi orang
yang baik, sukses serta bertanggung jawab, dan pas doanya dikabulkan, jodoh deh
kita sama tuh orang, efeknya? Lamaa banget, jangankan 3 hari, bisa jadi sampai
diakhirat nanti. Wow....
Nggak ada yang ngelarang ngasi sebuah kado, dan nggak ada
yang ngelarang ngucapin “selamat ulang tahun” (walaupun itu salah), intinya
jangan lupakan doa, dengan doa kita bisa selamat, dengan doa kita bisa sehat,
kuat, berstamina dan tahan lama, dengan doa kita bisa jadi orang yang berguna,
dengan doa kita belajar menekan ego, karena kita juga memikirkan dan mendoakan
orang lain, jadi deh kita orang yang ikhlas.
Buat yang lagi merayakan hari kelahirannya juga, jangan
kecewa dengan tidak datangnya sebuah kado, soalnya doa terbaik dari orang yang
sayang pasti selalu ada, doa yang terbaik menjadikan yang terbaik.
Selamat ulang tahun, eh.......
ternyata kamu masi ingat ulang tahunku, mumumu :*
ReplyDeleteWah, boss WB dateng
Deletesip gan, sering2 upload aja
ReplyDeleteOK boss.. makasih
DeleteArtikel yang bagus gan
ReplyDeletePenting itu bang
ReplyDelete